PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Oleh : Syani Rachman | DKV - 4 |
51912113
1.
PENDAHULUAN
Teknologi
telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup
yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada Teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan.
Transportasi
diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana
kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan
diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah
sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman
sebagai tempat tinggal konsumen. Beberapa pendapat tentang transportasi :
1.
Steenbrink (1974), transportasi adalah
perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan
ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
2.
Menurut Morlok (1978),transportasi
didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatudari suatu
tempat ketempat lain.
3.
Bowersox (1981),transportasi adalah
perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ketempat lain, dimana
produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan secaraumum transportasi
adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ ataubarang) dari suatu tempat
ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.
2.
PEMBAHASAN
Teknologi
transportasi adalah
teknologi yang mampu mendukung pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Istilah “teknologi” berasal dari
“techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi
dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat
atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
Perkembangan
transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan
terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalan
jarak jauh berjalan kaki pada jaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan
bahwa selain berjalan kaki juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret
suatu muatan yang tidak bisa diangkat oleh manusia dan penggunaan rakit di
sungai. Beberapa rekaman mengenai transportasi terekam dalam relief yang
dipahat dibatu pada daerah Mesir Kuno dan daerah sekitarnya seperti ditunjukkan
dalam gambar.
1. Perkembangan transportasi sebelum jaman
industrialisasi
Transportasi diawali
dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi yang digunakan
untuk mempermudah memindahkan suatu barang. Pada tabel berikut ditunjukkan
perkembangan didalam transportasi dari jaman ke jaman. Tetapi sebelumnya tentu
ada pergerakan manusia ke Benua Australia yang diperkirakan terjadi 40.000
sampai 45.000 tahun yang lalu menggunakan suatu bentuk transportasi maritim.
Tahun
|
Temuan
|
3500 SM
|
Penemuan roda, sebagai cikal bakal transportasi
modern
|
3500 SM
|
Kapal pertama sekali dikembangkan
|
2000 SM
|
Kuda digunakan oleh manusia untuk transportasi
|
770
|
Sepatu kuda digunakan untuk pertama sekali
|
1492
|
Leonardo Davinsi membuat lebih dari 100 gambar
rancangan pesawat terbang
|
1620
|
Cornelis Drebbel membuat kapal selam pertama
|
1662
|
Blaise Pascal menciptakan bus angkutan umum pertama
yang ditarik kuda melayanai trayek tetap, berjadwal dan penerapan sistem
tarif
|
1769
|
Mobil pertama yang digerakkan dengan mesin uap
|
1783
|
Kapal uap praktis pertama dikembangkan oleh Marquis
Claude Francois de Jouffroy d'Abbans - yang menggunakan roda kayuh
|
1790
|
Sepeda pertama sekali ditemukan dan digunakan
|
Dari gambaran diatas
jelas terlihat dalam kehidupan manusia kuda merupakan salah satu
moda transportasi yang paling penting, dan penggunaannya masih tetap saja masih
kita lihat dalam kehidupan modern kita. Kuda banyak tercatat dalam sejarah
dalam bentuk tunggangan ataupun kereta kuda yang banyak ditemukan dalam
relief-relif yang merupakan fakta sejarah.
2. Perkembangan Transportasi setelah jaman
industrialisasi
Perkembangan
transportasi setelah jaman industrialisasi berjalan dengan sangat cepat,
inovasi berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan transportasi berjalan
dengan sangat cepat, dimulai dengan penerapan mesin uap untuk angkutan kereta
api dan kapal laut, kemudian disusul dengan ditemukannya mesin dengan
pembakaran dalam. Penemuan selanjutnya yang sangat mempengaruhi sistem
transportasi adalah dengan dikembangkannya mesin turbin gas, yang kemudian
menjadi turbo jet yang digunakan pada pesawat terbang. Di transportasi laut
penemuan yang spectakuler adalah dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak
digunakan untuk kapal selam. Pada Tabel berikut ditunjukkan perkembangan sistem
transportasi.
Tahun
|
Temuan
|
1801
|
Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard
Trevithick yang kemudian disempurnakan oleh George Stephensen
|
1858
|
Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang
digerakkan dengan mesin dengan pembakaran dalam
|
1867
|
Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan
bakar
|
1879
|
Werner von Siemens merancang dan mengembangkan
kereta api listrik yang pertama
|
1885
|
Bens membuat kendaraan produksi pertama
|
1899
|
Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon
udara pertama
|
1903
|
Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember
1903, Wright bersaudara membuat penerbangan pertama
|
1908
|
Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan
untuk pembuatan mobil secara massal
|
1926
|
Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan
|
1932
|
Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas
Hambatan pertama
|
1939
|
Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas
dasar desain turbin yang dibuat Hans von Ohain ditahun 1936
|
1942
|
Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor
Sikorsky
|
1947
|
Pesawat supersonik pertama dterbangkan
|
1953
|
Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama
diluncurkan
|
Permasalahan yang
kemudian timbul dengan perkembangan transportasi diera industrialisasi adalah
jumlah penggunaan energy yang luar biasa dimana hampir seluruh moda angkutan
menggunakan energi fosil. Pembakaran energi fosil pada transportasi modern pada
gilirannya akan mengeluarkan emisi gas buang dimana sebagian besar dari emisi
gas buang tersebut berupa gas rumah kaca yang pada gilirannya mengakibatkan
pemanasan global. Oleh karena itu belakangan ini diupayakan untuk mencari
enerji alternatif yang tidak mencemari lingkungan, mengalihkan transportasi
kepada transportasi yang ramah lingkungan.
Transportasi udara
baru berkembang pada zaman industrialisasi dimana tercatat dalam sejarah
Orville and Wilbur Wright pada tanggal 17 Desember 1903, berhasil membuat
penerbangan pertama, perkembangan transportasi udara kemudian berkembang pesat,
dan sekarang ini digunakan untuk transportasi jarak menengah dan panjang.
Keunggulah utama transportasi udara adalah kecepatan tinggi, sehingga waktu
bertransportasi menjadi lebih pendek, namun biaya dan penggunaan bahan bakarnya
tinggi sehingga hanya feasible untuk penumpang dan barang dengan nilai tinggi
ataupun dibutuhkan dalam waktu yang cepat.
Beberapa
teknologi transportasi yang sudah berkembang di Indonesia dan diantaranya transportasi
darat di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara
sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat, transportasi air di Indonesia sebagai
negara bahari perahu dan kapal merupakan alat transportasi dan komunikasi
penting sejak awal peradaban Nusantara,
transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan.
A. Kendaraan bermotor di Indonesia
Mobil
Kendaraan bermotor pertama hadir di Indonesia (Hindia
Belanda) tahun 1893. Orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di
Indonesia adalah orang Inggris, John C Potter, yang bekerja sebagai Masinis
Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur. Potter memesan
langsung sepeda motornya ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmuller, di Muenchen,
Jerman. Potter pun satu-satunya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di
Indonesia pada saat itu.
Industri otomotif
Indonesia dimulai tahun 1920 ketika General Motors (GM) mendirikan pabrik
perakitan Chevrolet di Tanjoeng Priok (halaman 89), lalu pada tahun 1955,
Pemerintah Indonesia mendatangkan mobil dari luar negeri untuk mendukung
pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat,
18-24 April. Mobil-mobil itu adalah Plymouth Belvedere, Opel Kapitan, dan Opel
Kadett.
Toyota Kijang bak
terbuka dipamerkan di paviliun Toyota di arena Jakarta Fair pada tahun 1975,
dan Toyota Kijang generasi pertama diluncurkan tahun 1977, bertahan hingga
empat tahun. Pada tahun 1981, lahir pula Toyota Kijang generasi kedua, dan pada
tahun 1986 lahir Toyota Kijang generasi ketiga, sedangkan Toyota Kijang
generasi keempat muncul tahun 1996.
Sepeda motor
Sepeda motor itu tiba
pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz
tipe Carl Benz) tiba di Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang
pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal
yang menarik apabila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut.
Sedang sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh
Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach tetapi belum dijual untuk umum. Tahun
1893, sepeda motor pertama yang dijual untuk umum dibuat oleh pabrik sepeda
motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor lain
terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon yaitu sepeda
motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan
pada merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya adalah
Ariel Motorcycles di Inggris.
PT Astra Honda Motor
(AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11
Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas
dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit,
sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock
down). Pabrik sepeda motor Yamaha mulai beroperasi di Indonesia sekitar tahun
1969, sebagai suatu usaha perakitan saja, semua komponen didatangkan dari
Jepang, baru pada tanggal 6 Juli tahun 1974 berdiri secara resmi PT Yamaha
Indonesia Motor Manufacturing.
B. Pelayaran di Indonesia
Kapal kayu Pinisi
telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal
pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. Menurut naskah Lontarak I Babad La
Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera
Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang
Putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok
dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri
Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan
Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang
besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara, Tanah Beru dan
Lemo-lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal
tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Pinisi.
Perusahaan pelayaran
pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890 oleh pemerintah colonial Belanda
yaitu perusahan pelayaran KPM (Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan
merupakn satu-satunya perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak
mnopoli di Bidang pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi
pemerintahsampai batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran saat itu.
Sejarah berdirinya PT
PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara
Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950 yang
isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA).
Latar belakang
pendirian Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas
permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang
beroperasi di Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart Matschappij)
menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar
kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia
menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua
permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan modal awal 8
(delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA
berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman lebih dari
setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena armada
KPM selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki
kontrak-kontrak monopoli.
Akhirnya pada 28
April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah
PT PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2
tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita
Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden
Direktur Pertamanya diangkatlah R. Ma'moen Soemadipraja (1952-1955).
C. Penerbangan di Indonesia
Pesawat terbang jenis
Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan kapal laut. 18 Maret 1911 Gijs
Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan pesawat tersebut terbang di Pasar Turi
Surabaya, menjadi penerbangan pesawat bermotor pertama di Indonesia.
Demonstrasinya dilanjutkan ke Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu kemudian
Batavia dan Solo menyusul.
Jan Hilgers (Orang
Belanda keturunan Indonesia) mendemonstrasikan pesawat Fokker Skin terbang di
Surabaya. P.A Koezminski (orang Rusia) juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot
XIa terbang di Batavia. Keduanya melanjutkan demonstrasi di Semarang. Fokker
Skin jatuh di Semarang 2 Maret 1913, kecelakaan pesawat terbang pertama di
Indonesia. Jan Hilgers selamat. Beberapa penerbangannnya tidak mulus, tidak
cocok dgn iklim tropis di Indonesia:
Melihat adanya
prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun militer di Indonesia, maka pada
tanggal 1 Oktober 1924 sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik maskapai
penerbangan Belanda mencoba melakukan penerbangan dari Bandara Schippol
Amsterdam ke Batavia (sekarang Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan
tersebut membutuhkan waktu selama 55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk
dapat sampai di Batavia dan berhasil mendarat di Cililitan yang sekarang
dikenal dengan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tanggal 1
November 1928 di Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM
(Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas
kejasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah
Hindia Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai
kepentingan di Indonesia. Dengan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B,
KNILM membuka rute penerbangan tetap Batavia-bandung sekali seminggu dan
selanjutnya membuka rute Batavia-Surabaya (pp) dengan transit di Semarang
sekali setiap hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat udara
yang lebih besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun
bertambah yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura
seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan
pertama Belanda ke Jakarta, masih diperlukan lima tahun lagi untuk dapat
memulai penerbangan berjadwal. Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan
penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat
Fokker F-78 bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian
pada tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan
Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut penumpang.
Pada tanggal 25
Desember 1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM menghadap dan melapor kepada
Presiden Soekarno di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan
kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta
presiden memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan
membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris
dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto
Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu
yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu") Maka
pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3
dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno
dari Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways,
pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
D. Perkeretaapian di Indonesia
Perjalanan
panjang kereta api di Indonesia dimulai dari jaman penjajahan Belanda Tahun
1840 sampai dengan saat ini 2010, kita rasakan bersama belum mencapai pada
tahap yang membanggakan. Infrastruktur yang beroperasi semakin lama semakin
turun jumlah maupun kualitasnya dan belum pernah ada upaya untuk melakukan
modernisasi. Hal ini secara signifikan menyebabkan penurunan peran dari moda
ini dalam konteks penyelenggaraan transportasi nasional. Padahal dari sisi
efisiensi energi dan rendahnya polutan (karbon) yang dihasilkan, moda kereta
api sangat unggul dibandingkan dengan moda yang lain. Artinya jika
diselenggarakan dengan baik dan tepat, moda ini pasti mampu menjadi leading
transportation mode khususnya sebagai pembentuk kerangka atau lintas utama
transportasi nasional.
Secara historis
penyelenggaraan kereta api dimulai sejak zaman Pemerintah kolonial Hindia
Belanda (1840-1942), kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Jepang (1942-
1945) dan setelah itu diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia (1945 –
sekarang). Pada pasca Proklamasi Kemerdekaan (1945-1949) setelah terbentuknya
Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada tanggal 28 September 1945
masih terdapat beberapa perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam SS/VS
(Staatsspoorwagen/Vereningde Spoorwagenbedrijf atau gabungan perusahaan kereta
api pemerintah dan swasta Belanda) yang ada di Pulau Jawa dan DSM (Deli
Spoorweg Maatschappij) yang ada di Sumatera Utara, masih menghendaki untuk
beroperasi di Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat (2), angkutan
kereta api dikategorikan sebagai cabang produksi penting bagi negara yang
menguasai hajat hidup orang banyak, oleh karena itu pengusahaan angkutan kereta
api harus dikuasai negara. Maka pada tanggal 1 Januari 1950 dibentuklah
Djawatan Kereta Api (DKA) yang merupakan gabungan DKARI dan SS/VS.
Pada tanggal 25 Mei
1963 terjadi perubahan status DKA menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA)
berdasarkan PP No. 22 Tahun 1963. Pada tahun 1971 berdasarkan PP No. 61 Tahun
1971 terjadi pengalihan bentuk usaha PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA). Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, PJKA
beralih bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan terakhir pada
tahun 1998 berdasarkan PP No. 12 Tahun 1998, Perumka beralih bentuk menjadi
PT.KA (Persero). Dalam perjalanannya PT. KA (Persero) guna memberikan layanan
yang lebih baik pada angkutan kereta api komuter, telah menggunakan sarana
Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan
Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang
membentuk anak perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek berdasarkan Inpres No. 5
tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.
Dari sejarah
transformasi kelembagaan, dapat disarikan bahwa penyelenggaraan perkeretaapian
dimulai dari swasta (pada jaman Belanda), nasionalisasi republik, perusahaan
negara (BUMN), dan sekarang dengan regulasi yang mendorong keterlibatan swasta
dalam penyelenggaraan infrastruktur (Perpres No. 67 Tahun 2005), perkeretaapian
diarahkan untuk dapat diselenggarakan oleh swasta.
3. KESIMPULAN
Dengan demikian
dapat ditarik dua buah kesimpulan mengenai patokan perkembangan transportasi pada zaman
sebelum industrialisasi
hingga zaman setelah industrialisasi.
Pada tahun-tahun
sebelum industrialisasi,
kemajuan proses transportasi
dimulai pada saat ditentukannya penemuan roda,
sebagai cikal bakal transportasi modern. Perkembangan
selanjutnya adalah dipergunakannya kuda
oleh manusia untuk transportasi.
Dan dibuatlah sepeda pada zaman sebelum industrialisasi maka banyaklah yang
mempergunakan sepeda sampai dimulainya zaman setelah industrialisasi.
Sedangkan untuk
periode modern, meskipun ditemukannya lokomotif
uap pertama oleh Richard Trevithick yang
kemudian disempurnakan oleh George Stephensen. Dan Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang
digerakkan dengan mesin dengan pembakaran dalam. Trasnportasi udara juga mulai diperkembangkan dengan pesawat
terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang dibuat
Hans von Ohain ditahun 1936.